Jumat, 05 November 2010

The Amazing Boss

Assalamualaikum,

Iseng iseng browsing sebuah situs di internet, baca artikelnya (sebenernya ini sih di artikel tanya jawab) ketemu sebuah fakta yang luarbiasa dan menarik.

Jadi ceritanya gini, ada yang nanya apakah maraknya bencana yang menimpa Nagari kito sekarang ini adalah adzab dari Allah SWT..

Sang narasumber menjawab, bahwa maraknya bencana ini salah satunya juga disebabkan oleh sang Pemimpin Nagari yang jauh dari Allah, jauh dari ajaran dan nilai nilai Islam, sehingga Allah menimpakan berbagai bencana di negeri kita.
Beliau (narasumber) itu, menceritakan sebuah kepemimpinan di masa khalifah Umar bin Abdul Aziz,, berikut ini saya kutip..

Dikutip dari www.eramuslim.com, kolom ustadz menjawab,

"Ketika Umar bin Abdul Aziz berada di mushallanya lalu istrinya masuk dan melihat Umar tengah menopang kedua pipinya dengan kedua tangannya sambil mengucurkan air mata yang membasahi janggutnya. Istrinya pun bertanya, "Wahai Amirul Mukminin adakah suatu kejadian?" Umar menjawab, "Wahai Fatimah sesungguhnya di leherku terdapat urusan umat Muhammad shallallahu'alaihi wa sallam baik yang berkulit hitam atau merah. Lalu aku merenungi perkara orang miskin yang lapar, orang sakit yang lemah, yang telanjang tak berpakaian, yang tertindas, terzhalimi, teraniaya, terasing, para tahanan, orang-orang tua renta, orang yang memilik banyak anak-anak sementara harta mereka sedikit atau orang-orang seperti mereka semua yang ada di seluruh pelusuk tanah air dan penjuru negeri, sungguh aku mengetahui bahwa Tuhanku akan menanyaiku tentang (keadaan) mereka pada hari kiamat maka aku takut tidak memiliki satu argumentasi pun dihadapan-Nya maka aku pun menangis."

Renungan dan tangisan yang bukan hanya basa basi namun dibuktikan dengan kezuhudan, keadilan dan perhatian besarnya untuk senantiasa mendahulukan kepentingan rakyatnya daripada diri dan keluarganya, senasib dan sepenanggungan dengan rakyatnya meskipun hanya 2.5 tahun Umar memegang tampuk kekuasaan sebelum akhirnya beliau meningal dunia karena diracun.

Di masanya, tidak ada dari kaum muslimin yang berhak menerima zakat (mustahik) dari baitul mal sehingga beliau memutuskan bahwa kelebihan harta di baitul mal-baitul mal kaum muslimin itu dibagi-bagikan kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani namun mereka pun semua menolak karena merasa selama ini telah dicukupkan oleh baitul mal. Lalu beliau meminta agar para gubernurnya membebaskan para budak, membayarkan utang orang-orang yang berhutang, menikahkan para pemuda yang tidak sanggup menikah serta membiayai kebutuhan mereka namun tetap saja harta itu masih melimpah hingga pada akhirnya dikembalikan lagi ke baitul mal-baitul mal kaum muslimin. "



Subhanallah....
Gile bener bro...

Benar - benar seorang pemimpin yang luar biasa (The Amazing Boss)
Yang perlu digaris bawahi adalah, Umar bin Abdul Aziz mampu membuat rakyatnya, muslim, nasrani, maupun yahudi hidup berkecukupan sampai tidak ada lagi yang mau menerima zakat.. Waaaawww!!!!
Dan semua itu hanya dalam waktu 2,5 tahun kepemimpinannya... Waaaaaaaaaaaaawwww!!! Bener - bener Subhanallah !!! Pemimpin yang sekarang aja udah 6 tahun, 4 tahun memimpin, kita gak tau apa perubahannya... hehehe....

Trus, Sang Khalifah Memimpin dengan berpegang teguh pada ajaran Islam, walaupun mungkin ada sebagian yang membencinya sehingga berbuah resiko beliau dibunuh dengan racun,, walaupun kita sepakat beliau syahid, masuk surga,, Go straight a head to Heaven..
Pemimpin sekarang, berani gak ya berpegang teguh dengan ajaran Islam dengan resiko yang sama???? hahahahaha... Gile Lu Ndro (Kasino version),,mana mungkin ada,,
Padahal presiden ato gubernur ato walikota sekarang kan makannya disiapkan sama koki yang dipercaya dan gak mungkin bisa narok racun...

Dan tau gak, ada satu fakta lagi nih, perbandingan antara kekayaan Umar bin Abdul Aziz sebelum dan sesudah beliau menjadi Khalifah.. (sesuai hasil laporan kekayaan yang dikirim ke KPK, hehehe...)
Masih dikutip dari situs yang sama..

" Umar adalah sosok pemimpin yang menyadari bahwa kepemimpinan adalah amanah berat bukan sarana memperkaya diri, keluarga dan kelompoknya. Diceritakan dari Abdul Aziz putra Umar bin Abdul Aziz bahwa aku pernah dipanggil (khalifah) al Manshur dan dia bertanya, ”Berapakah kekayaan Umar bin Abdul Aziz ketika diangkat sebagai khalifah?” Aku menjawab, ”50.000 dinar.” Al Manshur kembali bertanya, ”Lalu berapakah kekayaannya di hari kematiannya?” Aku menjawab, ”hanya 200 dinar. "


Triple waaaw deh,, waaaawwww,waaaaawww, waaaaawww !!!!!

Begitulah kiranya sosok seorang pemimpin sejati, tidak mengutamakan dirinya daripada rakyatnya... bahkan, hartanya setelah menjadi pemimpin bukannya bertambah, tetapi berkurang..

Pemimpin sekarang??? Waduh, mana ada.... Pastilah bertambah.. Berlipat lipat pun.

Kisah di atas bukan kisah dongeng, tapi sebuah fakta sejarah, siapapun didunia mengakui kebenarannya....

Adakah sosok pemimpin yang seperti itu di Indonesia sekarang ini??? jauh.....

Dulu ada sosok pemimpin Indonesia yang juga bersahaja seperti itu, M. Natsir, dimana, selama menjadi perdana menteri, beliau menggunakan jas tambalan, bahkan pegawainya yang patungan membelikan jas baru buat beliau...
Di akhir jabatannya, M. Natsir pulang ke rumah dibonceng sepeda sama salah seorang pegawainya... M. Natsir adalah tokoh Islam , yang memegang teguh ajaran Islam, berusaha menerapkan syariat Islam di Indonesia (waktu itu, meskipun akhirnya gagal.. :( )

Ini juga Subhanallah,,, Waaaawww!

Tapi, semuanya sudah berlalu, yang kita butuhkan adalah sosok pemimpin yang sekarang, mampukah berbuat seperti yang telah dilakukan kedua sosok di atas..

Sepertinya malah bertolak belakang 180 derajat.

Pemimpin sekarang jauh dari ajaran Allah SWT, pemimpin sekarang memang menangis, waktu melihat rakyatnya jadi korban bencana, tapi mereka tidak menangisi keadaan mereka saat diminta pertanggungjawaban di Pengadilan ALLAH SWT yang Maha Adil..


Malah ada pemimpin kita yang kunjungan ke luar negeri, saat rakyatnya ditimpa bencana tsunami,, meskipun dengan alasan sudah ada izin dari menteri dan kunjungan ini juga demi kemakmuran rakyat, tetapi dari sisi hati nurani,,,itu gak pantas dilakukan pemimpin...

Pemimpin kita memang berkantor di tempat yang terkena bencana, itu positif sekali sebagai bentuk kepedulian dan upaya mempercepat penanganan para korban, dan pemberian bantuan,,, tapi,,, kalo bencana ini sudah normal, sudah aman semua,, sudah pulih,,, selanjutnya tolong berkantor di pinggir rel, pinggir sungai, atau di perkampungan terpencil ya pak,, karena disana juga banyak "korban" yang perlu ditangani dan diberi bantuan..hehehe...


Yahh... kita kan hanya bisa berkomentar, karena bukan kita pemimpinnya... betul sekali itu. Aku juga kek gitu kok. Dengan berbagai macam "penggoda" yang melingkari pemimpin kita, mungkin kalo kita yang jadi pemimpin, kita juga bakal berbuat hal yang sama.

Nah, jadi mending gini aja, siapapun kita adalah pemimpin, paling kecil untuk diri sendiri,,
Yang jadi poin nya adalah, Kita menjadi seorang hamba yang senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT, menerapkan dan menjalankan nilai nilai Islam dalam diri kita, mengutamakan hak hak yang kita pimpin daripada keinginan kita (untuk pemimpin diri sendiri).

Kalo diantara kita ada yang jadi pemimpin dalam skala kecil misalnya pemimpin keluarga, er te, er we, lurah, camat, kepala bagian di kantor, kepala seksi, manajer, atau istilahnya memiliki bawahan,,,, yang penting adalah,, Kita tetap mendekatkan diri kepada Allah SWT, berpegang teguh pada ajaran Islam, jangan lebih mengutamakan diri kita sendiri,,,, peduli lah dengan bawahan,, dan,, ingatlah bahwa kepemimpinan kita ini juga akan ditanya di Pengadilannya Allah SWT..

Cukup segini aja..
Kepada ALLAH SWT, mohon ampuni aku..

Asslamualaikum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar