Minggu, 14 Agustus 2011

Masjid yang Telah Kehilangan Massa Mudanya...




Assalamualaikum,

Judul di atas tidaklah salah ketik, bukan karena kelebihan huruf "s".. tapi memang begitulah adanya.

Masjid yang telah kehilangan massa mudanya artinya masjid yang hanya diisi oleh kalangan "orang tua", bapak - bapak, orang - orang tua yang sudah pensiun, ataupun orang tua yang kaya, namun kurang banyak amal ibadahnya,, sehingga di akhir usianya dia menambah amal ibadah sebanyak banyaknya.

Tengoklah saat Sholat Fardhu berjamaah, mana yang lebih banyak, antara para "orang tua" dengan para "orang muda".. Gak ada satupun diantara kita yang bakal mengingkari , kalau pengisi shaf - shaf sholat berjamaah itu, kebanyakan para "orang tua"..

Apalagi di Bulan Ramadhan ini, masjid - masjid emang keliatan lebih ramai dari biasanya, karena di bulan Ramadhan ini ada sholat Tarawih.. Banyak yang ikut melaksanakannya di Masjid. Tapi tetep aja,,, penghuninya kebanyakan para "orang tua".. Kalaupun ada "orang muda" tak lebih dari tiga hari pertama di bulan Ramadhan, paling banter yaaaa..... seminggu lah. Selebihnya, "orang muda" itu lenyap tak berbekas.

Kemana anak - anak mudanya?? Kemana si "Massa Muda" ini??? Entahlah, aku juga gak tau.

Ada sih yang anak - anak mudanya, bahkan terlalu muda, yaitu anak - anak kecil, antara Usia TeKa sampai EsDe,, yang sebenernya belum diwajibkan untuk mengisi sholat di Masjid. Bahkan, kadang,, anak - anak yang terlalu muda ini malah seringnya bikin sholat jadi kurang khusyu,, karena mereka kebanyakan main - mainnya, kebanyakan berantemnya, kebanyakan lari - larinya, daripada sholat nya.. Maklumlah, namanya juga anak - anak. Udah tau kayak gitu anak - anak kecil itu, kenapa jugaaaa dibawa ke masjid untuk sholat berjamaah..


Di bulan Ramadhan ini, sebagai seorang lajang, (hahaha.... kasian amat ya) yang ngekos, mau tak mau aku harus cari makan sendiri ke tempat - tempat makan, atau rumah makan.
Kebiasaan ku sih, makan malam itu selepas sholat Tarawih di masjid, biar makannya enak, gak buru - buru.

Sembari mengayuh kereta angin dari masjid menuju tempat makan,,, ternyata aku ketemu banyak anak - anak muda,,, atau si "Massa Muda" ini.

Ya,,, rupanya si "Massa Muda" ini adanya di jalan - jalan, di tempat - tempat makan,, di pinggir - pinggir jalan, nongkrong gak jelas... Yang jelas, jalanan tu ramai lah dengan anak - anak muda,, laki - laki,, perempuan,, sendiri,,, boncengan,, naik motor,,, naik mobil,,, ramai lah. Entah mau kemana mereka, yang pasti bukan ke masjid, karena sholat tarawihnya udah kelar...

Ada yang maen mercon,,, kembang api,,,ngagetin pengguna jalan atau orang - orang yang mau pada bobo di rumahnya...

Ada yang ketawa ketawa ijal (indak jaleh) bersama teman - temannya di pinggir jalan. Padahal siaran OVJ gak ada di pinggir jalan, gak tau kenapa mereka bisa ketawa - ketawa gitu.

Ada yang asyik masyuk pacaran di tempat makan,,,sama sekali gak keliatan bekas baru pulang dari mesjid buat sholat..

Kenapa mereka lebih seneng di tempat - tempat kayak gitu daripada "nongkrong"  di masjid buat sholat, tadarusan, ngaji,,tarawihan... ???

Gak tau juga,,, kenapa gitu ya.. hahaha....

Kalo ditanya ke aku,,, - ya.... emang aku bukan orang yang rajin - rajin amat sholat ke masjid,,,trus juga belum termasuk golongan "orang tua" pengisi masjid..- kenapa aku mau ke masjid,,, karena apa ya... lebih enak sholat di masjid daripada sholat sendirian di rumah atau di kost. Kalau sholat di rumah atau di kost, sering kebablasan blas,,,, kelewatan sholatnya, jadi gak sholat... haha.... Jadi biar aman, sholatnya di masjid aja, dapet pahala 27 kali lagi..

Trus kenapa anak - anak muda pada "males" sholat ke masjid,, hmm mungkin karena "malu"...
Malu??? iya,,, malu.. Malu karena gak biasa.. Apalagi temen - temen nya juga pada gak sholat. Malu donk kalo beda sendiri..

Ya,,, karena kesadaran beragama yang gak ditumbuhkan sejak kecil,yang bikin kami - kami ini jadi "malu" beragama, kalau gak mau dibilang "phobia" sama yang berbau agama..

Itulah,,, menurutku... Salah siapa??? yang jelas yang paling salah tetep Setan dan Iblis,,,hahahahaha....

Segini aja,,, pikirkan sendiri,, renungkan sendiri....

Semoga bermanfaat...

Wassalam...

14 Ramadhan 1432 H bertepatan dengan 14 Agustus 2011.

Jumat, 10 Juni 2011

Untukmu Duhai Perempuan Muslimah

Assalamualaikum,

Terus terang aja, jujur, postingan  kali ini bukan karya saya sendiri, tapi copas dari sebuah Forum,,,,

Tapi, saya pikir isinya bagus untuk dibagi, makanya saya copas..

Ini dia..

Untukmu duhai Perempuan Muslimah

1. Wanita auratnya lebih susah dijaga dibanding lelaki.
2. Wanita perlu meminta izin dari suaminya apabila mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya.
3. Wanita saksinya kurang dibanding lelaki.
4. Wanita menerima pusaka atau warisan kurang dari lelaki.
5. Wanita harus menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan anak.
6. Wanita wajib taat kepada suaminya tetapi suami tak perlu taat pada isterinya.
7. Talak ada di tangan suami dan bukan isteri.
8. Wanita kurang beribadah kerana masalah haid dan nifas yang tidak dialami lelaki.


PERNAHKAH KITA BERFIKIR SEBALIKNYA…??


Aurat serta perhiasan wanita adalah suatu yang sangat mahal dan berharga…


makanya..


Benda yang mahal harganya akan dijaga dan dibelai serta disimpan di tempat yang teraman dan terbaik. Sudah pasti intan permata tidak akan dibiarkan terserak, bukan? Itulah bandingannya antara seorang muslimah dgn pompuan jalanan.


Satu:

Wanita perlu taat kepada suami, tetapi lelaki pun wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih utama dari bapaknya. Bukankah ibu adalah seorang wanita?

Dua:

Wanita menerima pusaka atau warisan kurang dari lelaki tetapi harta itu menjadi milik peribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya.
Manakala lelaki menerima pusaka atau warisan, ia akan menggunakan hartanya untuk isteri dan anak-anaknya.

Tiga:

Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak, tetapi setiap saat dia didoakan oleh segala makhluk, malaikat, dan seluruh makhluk Allah di muka bumi ini, dan matinya jika saat melahirkan adalah syahid.

Empat:

Di akhirat kelak, seorang lelaki akan mempertanggungjawabkan 4 wanita ini:
Isterinya, ibunya, anak perempuannya, dan saudara perempuannya.

Lima:

Seorang wanita pula, tanggung jawab terhadapnya ditanggung oleh 4 orang lelaki ini:
Suaminya, ayahnya, anak lelakinya dan saudara, lelakinya.

Enam:

Seorang wanita boleh memasuki pintu syurga melalui pintu manapun yang disukainya cukup dengan 4 syarat saja :

Sholat 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, taat pada suaminya dan menjaga kehormatannya.


Tujuh:

Seorang lelaki perlu pergi berjihad fisabilillah tetapi wanita jika taat pada suaminya serta menunaikan tanggungjawabnya kepada ALLAH, ia akan turut menerima pahala seperti pahala orang pergi berperang
fisabilillah tanpa perlu mengangkat senjata.

Semoga bermanfaat,
Assalamualaikum,,




Minggu, 06 Februari 2011

Do'a yang Egois

Kucing aja Berdo'a



Dalam Islam, do'a adalah salah satu kekuatan umat Islam. Posisi dan kedudukan do'a dalam ibadah tidak bisa dianggap remeh.

Kita pun sangat dianjurkan dan diberikan kebebasan yang seluas - luasnya untuk berdo'a, memohon kepada Allah..

Do'a merupakan salah satu dari 5 Isi utama Al Qur'an itu sendiri, dan juga dilakukan oleh para Nabi dan Rasul.

Jadi, gak ada alasan buat kita untuk gak berdo'a kepada Allah SWT.

Waktu kecil, aku diajarin, kalau kita pengen sesuatu,,, minta sama Allah, alias berdo'a kepada Allah,, maka Insya Allah, Allah akan mengabulkan do'a kita..

Waktu itu, aku juga ingat, kalau gak ada dibatasi, do'a itu hanya untuk permintaan permintaan yang tertentu aja.

Nah, karena waktu itu aku masih kecil, dan polos (sekarang juga masih kok, hehehe.... ^_^) permintaanku juga permintaan versi anak kecil. Waktu itu aku ingat betul tuh, masih es de,,, salah satu do'aku adalah minta supaya aku bisa jadi juara 1.

Hasilnya.... you know what,,,, do'aku dikabulkan.. Alhamdulillah, aku sering dapet juara 1 di es de.

Ada juga, waktu itu,,,jamannya pilem ksatria baja hitam diputar di er ce te i..
Pilem Ksatria Baja Hitam itu diputar kalo gak salah jam 4 sore. Waktu itu,, kami tinggal di perkebunan,, nun jauh dari kota,,, tinggal di pelosok hutan.. Siaran tipi cuman bisa ditangkep pake parabola. Alhamdulillah, waktu itu kami punya parabola, jadi bisa dapet siaran tipi, termasuk er ce te i yang muterin Ksatria Baja Hitam itu.
Tapi,,, masalahnya adalah,, waktu itu sering kali tuh,, siaran tipi lokal termasuk er ce te i ditutup alias diburemkan,,,kayak disensor tapi bukan,, kalo pake parabola,, gambarnya gak keliatan,, yang ada cuman kedengeran suaranya.. Mungkin ada juga diantara kalian yang ngalamin tuh,, gak bisa nonton siaran tipi paporit gara gara ditutup..

Dan,,, itu pun berlaku pulak ternyata buat pilem paporit para anak anak waktu itu,, ya pilem ksatria baja hitam itu..
Waktu itu pulak, karena cuman kami yang punya parabola, banyak anak anak kecil tentangga, kawan main ku,, numpang nonton di rumah..

Jadi, bisa kebayang lah,, betapa bakal kecewanya kami seandainya tu pilem ksatria baja hitam ditutup, gak bisa ditonton.

Nah,,,yang kulakukan saat itu adalah, karena jam tayangnya adalah waktu Ashar, jam 4 sore,, aku selalu berdo'a kepada Allah pas sholat Ashar,, kira - kira do'anya kayak gini : "Ya Allah, tolong bukalah siaran tipi er ce te i itu, biar aku dan kawan - kawanku bisa nonton pilem Ksatria Baja Hitam ya Allah..."

Hahaha... do'a yang polos kan..???

And you know what????? Do'aku selalu dikabulkan sama Allah. Tiap abis sholat, abis bedo'a kayak gitu,, tak lama kemudian,, siaran er ce te i pun bisa keliatan dengan jelas, gambarnya yang awalnya ditutup,, diburemkan,, langsung terlihat dengan jelas... Maka para anak kecil nan polos yang sudah duduk manis di depan tipi ,, menanti dengan sabar sebelumnya pun bersorak gembira karena bisa nonton pilem Ksatria Baja Hitam,, hahahahahaha......

Pren,, itulah dia kekuatan dan keajaiban dari do'a..

Percaya atau nggak terserah kalian yang baca, tapi... itu membuktikan, bahwa tidak ada batasan dalam berdo'a kepada Allah..

Yang pasti, jangan berdo'a yang gak bener ya,,, do'a untuk maksiat, do'a untuk memutuskan tali silaturahim,,do'a yang jelek,untuk mencelakakan orang, itu jelas GAK BOLEH.. Malah berdosa..

Selama do'a itu tidak bertentangan dengan syariat Islam,, silakan berdo'a dan memohon apa saja... Insya Allah dikabulkan oleh Allah SWT.
Dan, redaksinya pun bebas,, gak harus disusun secara formal kayak bikin surat lamaran kerja.... Tapi tetepp,, kayak mau dateng kondangan,,, bebas tapi sopan.. Redaksi dalam berdo'a pun juga harus memosisikan kita sebagai yang memohon,, yang berharap dikabulkan... Jadi gak boleh sombong juga dalam redaksinya.

Kembali ke judul,,ada sesuatu yang pengen aku sorotin.

Ntah apakah ini benar atau nggak,,tapi paling tidak aku mengakuinya kalo akupun melakukannya..

Dalam berdo'a, seringkali apa yang kita mohon, kita minta,,, kita harapkan kepada Allah,, adalah permohonan,, permintaan dan harapan kita pribadi,, artinya untuk kepentingan diri kita sendiri..

Bener gak?

Memang tidak disalahkan,, sama sekali tidak,, dan akupun gak mempermasalahkan itu terlalu jauh,, karena do'a adalah hak kita,, maka kita pasti mengutamakan kepentingan diri kita..

Tapi,, yang perlu kita renungkan juga,, pernahkah kita berdoa,, memohon,, dan berharap kepada Allah,, untuk orang lain??? untuk kepentingan orang lain,, untuk pihak selain diri kita???

Pasti pernah juga,, tapii,,, dibandingkan dengan do'a untuk diri kita sendiri,, proporsinya pasti jauuuuh lebih besar untuk diri kita.

Ini yang mungkin sering kali kita alami. Misalnya, ada kawan kita yang akan mengikuti ujian, terus dia bilang sama kita "besok aku mau ujian nih, do'ain ya.."
Ato mungkin dia mau berangkat ke suatu tempat karena suatu urusan, dia bilang sama kita "aku udah mau berangkat, tolong do'ain ya.."
Ato misalnya ada kawan kita yang sedang sakit, terus dia kasi tau kita kalo dia sakit, dan dia bilang "do'ain aku ya biar cepat sembuh.."
Ato contoh lain yang sejenis deh, yang intinya dia minta dido'akan sama kita. Terus, abis dia minta tolong itu, kita biasanya kan bilang "iya" ato "oke",,, yang berarti kita mau mendo'akan dia.

Terus pernah gak, secara otomatis kita langsung berdo'a untuk dia setelah dia minta tolong dido'ain itu?
Ato mungkin kalaupun gak langsung otomatis, paling tidak, pernah gak di lain waktu, misalnya pas kita sholat, kita do'akan kawan kita yang tadi itu?

Pren,,, mungkin itu yang jarang kita lakukan.. Ato mungkin kita sering lupa melakukannya...

Inilah yang mau kusampaikan,,,

Padahal mendo'akan orang lain adalah ibadah yang mulia. Kalau kita mendo'akan orang lain, mendo'akan saudara kita, sahabat kita, keluarga kita bahkan negeri kita, Insya Allah do'a itu akan dikabulkan.

Ada hadistnya :

Dalam riwayat Imam Muslim dari Abu Darda’ berkata: “Rasulullah saw. bersabda: “Tiada seorang muslim yang berdoa bagi saudaranya tanpa sepengetahuan saudaranya itu, kecuali Malaikat berkata, bagimu seperti apa yang kamu doakan untuk saudaramu.” Dalam kesempatan yang lain Rasulullah saw. bersabda: “Doa seorang al-akh bagi saudaranya tanpa sepengetahuan dirinya tidak tertolak.”

Janganlah kita terlalu egois dalam berdo'a, hanya untuk kepentingan diri kita sendiri. Kalau ada orang lain yang minta dido'akan, jangan lah kita hanya sekedar mengiyakan, tapi tidak mendo'akannya. Do'akanlah dia, karena bisa jadi Allah akan memudahkan urusan nya karena do'a yang kita mohonkan.

Do'akanlah untuk kebaikan saudara kita, orang tua kita, bahkan do'akanlah umat muslim di seluruh dunia ini. Tidak ada salahnya, tidak ada yang melarang, dan tidak ada batasnya kalau kita mau mendo'akan yang seperti itu. 

Yakinlah akan kekuatan do'a, percayalah bahwa Allah akan mengabulkan do'a kita. 


Itu aja deh,,

Wassalam,

Minggu, 02 Januari 2011

SANG PENURUT

Kalo ada judul "Sang Pemimpi" ato "Sang Pencerah",, sekarang aku ambil judul "Sang Penurut"
hehehe.... (sok keren ah,, biariin,,weekk)

Kita mulai...

Pernahkah kita, selama hidup,, menerima nasihat,, perintah,, aturan dari orang lain atau dari pihak yang lebih berkuasa dari kita??

Pasti jawabannya pernah...
Bahkan, kalau kita bekerja,, kita selalu dipenuhi 2 hal itu, perintah dan aturan..
Kita mungkin menganggap,, bahwa perintah dan aturan harus dipatuhi,,apalagi kalo dipekerjaan,, karena berkaitan dengan penghasilan, berkaitan dengan kelangsungan pekerjaan kita,,sehingga berkaitan dengan uang yang akan kita terima.

jadi,, kita cenderung mengikuti,,mematuhi hal hal yang berkaitan dengan uang,, atau berkaitan dengan sesuatu yang bakal mengkhawatirkan hidup kita,, atau sesuatu yang kalo gak dipatuhi,, bisa menyulitkan kita..Itu kita anggap hal yang penting,dan besar..

Tapi pernahkah kita menuruti nasihat,perintah dan aturan yang kecil kecil,remeh temeh dan kesannya gak penting ?

Waktu kita masuk ke dalam mesjid atau musholla, biasanya ada tulisan,,"Mohon hape dinonaktifkan"..
Pernahkah kita menurutinya?? pernahkah begitu membaca tulisan itu kita otomatis langsung menonaktifkan hape yang kita bawa?
Pernahkah kita hanya sekedar men 'silent' kannya saja, tapi tetap gak menonaktifkannya?

Waktu di persimpangan jalan, di lampu merah,,saat lampu lagi merah,, tapi suasana sepi,,tak ada kendaraan lain yang melaju,,,, pernahkah kita mematuhi aturan dengan tetap menahan diri untuk melaju,,, sampai lampu hijau menyala baru kita melaju?

Saat masuk mesjid atau musholla juga,, saat ada tulisan,,"batas sendal/sepatu" atau "sendal dilarang naik",,, namun sayang tulisan batas itu terletak di anak tangga bawah,, dimana kita khawatir akan keamanan sendal atau sepatu kita kalau diletak di tempat itu,,, atau saat ada tulisan "dilarang pakai sendal ke tempat wudhu" namun karena kita khawatir kaki kita kotor kalau tidak pakai sendal ke tempat wudhu,,pernahkah kita menuruti aturan dan peringatan itu?

Saat ibu, orang tua kita mengingatkan,, 'jangan pulang malam',,, pernahkah kita menganggap itu penting dan mematuhinya dengan pulang lebih awal dari malam hari??

Saat kita jauh dari orang tua,,, kos,,merantau,, masih sendiri,,, lalu ibu menelpon dan menasihati "jangan lupa makan",, atau "Jangan tinggal sholatnya ya.." ,,,, pernahkah kita menghiraukannya dan menurutinya dengan benar? Pernahkah kita menjaga makan kita dengan baik,, dan tidak meninggalkan sholat sekalipun dengan alasan menuruti nasihat ibu kita tadi?

Saat dalam ruangan ber AC,, dan ada tulisan "Dilarang merokok",,, namun karena kita adalah perokok berat,, dan saat itu tidak banyak orang diruangan itu,, tidak ada petugas satpamnya,, mampukah kita menuruti larangan itu dan menahan diri tidak merokok di dalam ruangan tersebut? atau maukah kita keluar ruangan dan merokok disana?

Saat jalanan macet,, dan kau mengendarai motor (kreta)..,,, saat jalan satu satunya yang dijamin lancar adalah lewat trotoar,,,mampukah kau untuk tetap sabar berada di 'jalan raya' dan tidak melajukan motormu ke trotoar yang notabene adalah daerah jajahannya pejalan kaki,,, meskipun saat itu macet, dan kau hampir terlambat untuk ke kantor atau ke kampus??

Pernahkah kita,,, menuruti,, mematuhi,, mengikuti,,, nasihat,, aturan,, larangan yang kecil,, remeh temeh,, kesannya gak penting,, kayak hal hal di atas tadi?

Pernahakah kita menganggap penting nasihat,, aturan,, atau larangan yang kayak di atas tadi??? sehingga kita mau menuruti dan mematuhinya??

Apakah kita hanya mau menuruti dan mematuhi nasihat , aturan atau larangan yang kita anggap besar? yang kita anggap penting?? yang dikeluarkan sama orang penting?? yang bisa mengkhawatirkan kehidupan kita kalau tidak dituruti? yang musti dituruti sama semua orang dulu,,baru kita mau menurutinya??

Turuti dan patuhilah nasihat,, aturan,, larangan,,, sekecil apapun itu,,, seremeh temeh apapun itu,,, setidak penting apapun itu,,, selama itu adalah nasihat,, aturan atau larangan yang baik dan benar..

Turutilah nasihat nasihat kecil orang tua kita,, berikanlah perhatian lebih kepada nasihat itu..

Patuhilah aturan aturan yang dibuat orang kecil,,, semisal menonaktifkan hape,,yang dibuat oleh penjaga mesjid ato musholla..

Kita gak kan bisa jadi pemimpin besar,, bos yang hebat,,, kalau kita mengabaikan,, tidak mau menuruti nasihat kecil,, aturan aturan yang remeh dan kesannya gak penting.. Karena kalau kita jadi pemimpin,, maka kita akan senantiasa mengabaikan aturan.. sudah terbiasa.

Kita gak kan mampu mematuhi dan menuruti nasihat nasihat besar,, aturan aturan besar semisal "Jangan Korupsi" atau "Menaati perintah ALLAH dan menjauhi LaranganNya" kalau kita kerap dan terbiasa mengabaikan aturan aturan kecil.

Belum tentu kita jadi orang besar,, yang akan berhadapan dengan nasehat nasehat besar,, aturan aturan besar,,, atau larangan larangan besar,, yang kesannya penting banget untuk dituruti,, jadi,,, turutilah apa yang kita bisa,, meskipun hanya hal kecil.



Syukuri dan patuhilah larangan,nasihat dan aturan kecil yang disampaikan oleh orang2 disekeliling kita,, karena artinya,, masih ada yang peduli dengan kita,,masih ada yang sayang dengan kita,, dan ALLAH SWT masih peduli dengan kita..

Jadilah sang penurut,,,,,

gila itu relatif,,,tergantung posisinya dimana

Wah,, sebuah judul yang kontroversi (jiahh,,,, itukan pendapatmu sendiri)...

yah, judul kan boleh apa aja,,, kalo kali ini rada gak nyambung maapin deh..

Baru baru ini, tahun lalu sih,  sekitar bulan 11 kalo gak salah ya, BKKBN ngeluarin hasil survei yang boleh dibilang mengejutkan..

sebenernya sih bisa ditebak, yang ngeluarin survei BKKBN, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, itu kepanjangannya kalo gak salah... maka, kalo survei,ya gak jauh jauh dari urusan keluarga berencana,

Survei itu menyebutkan, kurangkum aja lah ya,,, sekitar 50 persen dari remaja di kota besar di indonesia, diantaranya medan, jakarta, surabaya ud gak perawan lagi... Artinya separoh remaja, muda mudi, di kota besar di Indonesia udah pernah ngelakuin "begituan".
ck... ck... ckk....

itu artinya lagi,, menurut temen ku,, kalo ada dua orang muda mudi sedang berjalan,, bisa dipastikan salah satunya udah gak per........ lagi.

buat sebagian orang, hasil survei itu pastinya mengejutkan,, mencengangkan,,, dan mengkhawatirkan..
betul sekali,,,,, tapi,,,, kalo buatku,,,,, aku gak percaya sepenuhnya...

kenapa????
lha,,, itu kan survei,,, kan belum tentu mewakili kebenaran,,
bisa aja pas dia survei,, kebetulan yang disurvei ketemunya sama orang 2 yang gak bener,,,dilingkungan yang mungkin bukan lingkungan yang baik... Artinya ketemu ama muda mudi yang emang pernah ngelakuin hal kayak gitu hampir separohnya..
Jadilah dia surveinya kayak gitu...

Gak percaya??
coba gini,,, ni kan masalah survei ni ya.. kan katanya harus mewakili populasi,,,
coba ngelakuin surveinya,, misalnya cari 1000 orang muda mudi,,, tapi dilakukan di mesjid mesjid,, tempat pengajian,,,ato tempat tempat ibadah lainnya.
Pasti hasilnya bakalan beda
Bisa aja ternyata yang ditemukan cuman 1 persen aja muda mudi yang pernah ngelakuin 'begituan' makanya ampe uda gak perawan lagi. Ya kan??
Kalo dianggap survei di tempat ibadah gak bisa mewakili populasi,, wah aku gak stuju
semua orang,, boleh kan datang ke tempat ibadah
apa ada larangan?? gak kan??
jadi pastinya tempat ibadah itu bisa jadi tempat yang mewakili populasi,, semua kalangan, mau anak baik,, anak buruk (yang rada bejat maksudnya,,hehe...),, kan gak ada larangan masuk tempat ibadah.

juga kan gak bisa dibilang,, kalo biasanya yang sering ke tempat ibadah tu anak anak baik,, jadi jelaslah gak mungkin pernah 'begituan',,,ya pastinya masih pada per...... lah..mkanya kalo disurvei di tempat2 ibadah bakal dapat hasil survei yang gak sama dengan survei bkkbn itu...
yaa... anak2 yang notabene mungkin gak terlalu baik, pasti pernah lah ketempat ibadah

makanya,,, survei itu kan gak bisa diyakini kebenarannya sepenuhnya..
kayak contoh ku tadi,, tergantung dari siapa yang dia temui... dan tergantung lokasi surveinya

lagipula,, apa sih tujuannya ngeluarin survei kayak gitu?
buat nunjukin betapa sudah mengkhawatirkannya pergaulan bebas muda mudi jaman sekarang?
buat ngewanti wanti para orang tua untuk ngejaga anaknya baek baek?
buat nunjukin daerah mana yang udah tergolong "parah" untuk pergaulan anak muda?

aku pernah bikin survei kecil,, melibatkan beberapa orang dari berbagai penjuru indonesia (jangan tanya gimana cara suveinya,, aku gak keliling indonesia kok),, tp paling tidak bisa dipercaya lah.
hasil yang kudapatkan, ternyata berkebalikan dengan hasil survei bkkbn itu,,

yang kudapat,,, semua yang kutanya,,, ternyata gaya pacarannya gak da menjurus ke hal hal yang aneh2 tuh..
ups,, perlu kujelasin dikit,,, aku waktu surveinya,,, nanyanya bukan secara vulgar kamu masih per....... gak,,, ato nanya pernah nglakuin 'begituan' gak,,, GAK KAYAK GITU aku nanyanya...
tapi dengan cara lain yang gak vulgar,, dan aku bisa dapet jawaban yang ngasi gambaran,,dia pernah'begituan' apa gak.

nah gitu, hasilnya ternyata mereka semua aman... gak mengkhawatirkan
so,, aku uda kasi tau dari tadi,,, aku gak gitu percaya sama hasil survei itu

terus,, hasil survei itu bisa punya dampak yang berbahaya..
bahayanya gimana?
gini,,, dari hasil survei itu,,, bisa aja orang mikir kalo ketidak perawanan itu merupakan hal yang semakin umum dan wajar.. ITU BAHAYA TAU...
akhirnya malah,, kalo dilakukan survei lagi tahun depan,,,,hasilnya bisa lebih mencengangkan,,, bisa diatas hasil survei tahun ini..bukannya makin mengerem...
(gak mungkin juga dikurangi prennn.... mana ada orang yang tak per..... bisa jadi per..... lagi)

logika mikirnya gini,,,, kalo muda mudi ud kepikiran kayak tadi,,,maka peluang bagi yang belum pernah untuk melakukannya akan semakin besar,,, karena anggapan,, uda banyak yang kayak gitu,, dan masyarakat kayaknya gak perhatian banget sama hal ini,, seolah semakin memaklumi,,,maka jadilah yang belum pernah menjadi pernah...
berabe kan
ini dia kaitannya dengan judul ku di atas...
gila itu relatif,, tergantung posisi kita
kalo semakin banyak muda mudi yang melakukan pergaulan bebas,, makin banyak yang tidak per....... lagi,, maka asumsi keperawanan itu hal yang penting akan semakin berkurang...orang yang dulunya nganggep yang udah gak per........ sebagai orang yang gak baik,,,aneh,,,gak bener,,,, maka sekarang bakalan kebalik,,
orang yang masih per...... akan dianggap sebagai orang yang aneh...gak gaul... dan ketinggalan jaman.
sekali lagi,,, gila itu relatif,,tergantung posisi kita dimana

kalau dirimu yang gila sendri ditengah orang banyak yang waras,,, maka resmilah kau yang disebut gila
tapi disaat semua orang sudah gila,,,, dan hanya kau yang waras,,, maka berubah lah kedudukannya,, kegilaan akan dianggap sebuah kewarasan,,, dan kau yang waras sendiri,,, akan dianggap gila....

so,,,, gila itu relatif,, tergantung posisi kita,, apakah posisi kita berada dengan orang2 kebanyakan,,, atau apakah posisi kita bersebrangan dengan orang2 kbanyakan,,, artinya,, kita sendirian, dan berbeda dengan orang2 kebanyakan.

kalau kau mengidap penyakit gila,,,suka gigit jempol kaki orang misalnya,,, maka buatlah orang lain, seluruhnya kalau bisa,,, memiliki kesukaan yang sama,, gigit jempol kaki orang lain... saat semuanya sudah memiliki penyakit yang sama ,, sama sama suka gigit jempol kaki orang lain,, maka statusmu tidak akan jadi gila lagi,,, tapi yang jadi gila adalah orang yang tersisa,, yang tidak mau atau tidak suka gigit jempol kaki orang lain..

Tapi,, jangan khawatir kawan,, berpegang teguhlah pada sesuatu yang benar,,, meskipun kau akan disebut gila,,,,,,,, karena Tuhan,,, tidak berpihak kepada 'jumlah' yang banyak tapi berpihak kepada kebenaran..